Rabu, 11 Mei 2011

Penderitaan adalah Mutiara

Ditelinga orang awam pernyataan “penderitaan adalah mutiara” sangat kontroversi. Mutiara adalah kiasan bagi sesuatu yang indah dan sangat berharga. Dimanakah letak keindahan dan nilai plus sebuah penderitaan? Seandainya penderitaan itu sedemikian indah dan punya nilai jual tinggi, tentu para millionair akan membagi-bagikan uangnya, agar mereka jatuh melarat dalam penderitaan? Adakah hal seperti ini pernah terjadi? Dan apa yang tampak dalam kehidupan ini adalah orang-orang miskin yang hidup dalam penderitaan sangatlah dinistakan, dan mereka selalu dipinggirkan karena tak ada secercah pun keindahan dalam kondisi derita mereka.
Apakah makna sesungguhnya dari ungkapan bahwa “penderitaan adalah mutiara” ini? Ungkapan ini sering diucapkan dalam mimbar-mimbar keagamaan. Dapatkah kita menyentuh ungkapan ini secara lebih mendalam? Ataukah ini semata pelipur lara bagi orang-orang yang dalam penderitaan? Seperti ungkapan, bahwa “Allah tak’an memberi cobaan melebihi kemampuan umatnya…?” Sungguhkan “penderitaan adalah mutiara?” Ataukah ini semata “kata-kata mutiara?”
Bila kita melihat fakta dari senyatanya kehidupan tiadalah banyak orang yang melihat bahwa penderitaan itu mutiara. Seperti Artalita yg menjadikan kamar tahanannya di-penjara bagaikan kamar di-sebuah hotel mewah. Bila kita tanyakan para narapidana yang lainnya, tentu mereka tak’an menolak jika diberikan kamar semewah kamarnya siArtalita. Demikianlah kebanyakan orang selalu berusaha menghidari penderitaan, kemiskinan, dan kesengsaraan. Maka dari itu kita selalu berusahaan dengan keras untuk mendapatkan kesenangan, kemewahan hidup; dan untuk mencapai hal ini kita tak segan-segan menghalalkan semua cara termasuk korupsi. Dan salah satu cara yang dipandang mulya bagi orang-orang beriman adalah berdoa, memohon kepada tuhan agar diberi keselamatan, rejeki, ampunan dan dijauhkan dari cobaan dan penderitaan.
Dimanakah letak keindahan dan nilai plus dari sebuah penderitaan? Barangkali penderitaan hidup yang bersifat fisik dapat membuat mental seseorang manjadi kuat, tahan banting; namun tak jarang yang jatuh stress, sehingga ada banyak terjadi percobaan bunuh diri atau pun mati dengan suicide. Mental menjadi kuat belumlah ukuran bahwa hidup menjadi indah dan bermakna.
“Penderitaan adalah mutiara”, ini adalah kata-kata mutiara yang lumayan sebagai pelipur dikala hati kita nolongso; dikala kita dicekam oleh rasa iba diri atau rasa cemas. Ini hanyalah semata penghiburan diri. Untuk sungguh-sungguh menjadikan penderitaan itu bagai mutiara, mestilah ada pemahaman akan penderitaan itu secara detail. Untuk dapat memahami kita mestilah menyelaminya secara mendalam. Dan kita mestilah berada dekat sekali sehingga penderitaan itu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri kita. Dengan demikian kita dapat melihat seluruh rangkaiannya, detailnya, dan berhadapan langsung dengan seluruh wujud penderitaan itu.
Pernahkah kita menghadapi, bertatap-muka, tanpa mengalihkan perhatian dari penderitaan diri kita? Kebanyakan orang tak’an sanggup melakukan ini. Kita cendrung untuk menghindari penderitaan. Maka dari itu kita pergi mencari bermacam-macam hiburan. Kitapun tergantung dan lekat pada hiburan-hiburan ini. Dan oleh karena itu kita tak’an pernah memahami, mengenal wajah penderitaan kita dengan baik. Pernahkah kita menginsyafi tindakkan pelarian kita dari penderitaan? Tentu kita tak pernah menyadari, bukan? Setiap kali penderitaan datang, kita selalu memalingkan muka. Salah satu bentuk dari pemalingan muka kita adalah dengan berdoa, memohon agar penderitaan kita diringankan atau kalau masih bisa ditawar kita mohon penderitaan itu hilang selamanya dari diri kita. Doa bagaikan morfin yang mujarab seolah-olah dapat menghapus penderitaan. Namun senyatanya penderitaan itu tetap berada di-dalam diri. Jika kita jujur, bukankah ini yang terjadi selama ini?
Hal mendasar yang mesti di-insyafi adalah janganlah berpaling, janganlah menghidari; namun hadapilah, tataplah penderitaan itu dengan seksama. Hanya dengan inilah kemungkinan kita akan dapat memahami seluruh seluk-beluk, struktur penderitaan itu secara lengkap. Dapatkah kita melakukan hal ini? Yaitu tidak berpaling dengan cara-cara, metode apa-pun…? Tataplah dengan seluruh perhatian, seluruh kemauan, seluruh hati, seluruh pikiran, seluruh perasaan; dengan segenap jiwa kita. Ini adalah pengamatan total. Dalam pengamatan menyeluruh ini, energi penderitaan adalah keindahan suka-cita dari batin yang religius.


Kebudayaan


Dalam kebudayaan terdapat berbagai unsur-unsur kebudayaan secara universal. Unsur-unsur universal itu yang sekalian merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia ini, adalah:
1. sistem religi dan upacara kebudayaan,
2. sistem organisasi dan kemasyarakatan,
3. sistem pengetahuan,
4. bahasa,
5. kesenian,
6. sistem mata pencaharian hidup,
7. sistem teknologi dan peralatan,
Unsur-unsur kebudayaan itu akan dijumpai pada setiap belahan di dunia itu pada kelompok masyarakat yang berbudaya.
Salah satu adalah kebudayan Jawa yang memiliki tatanan budaya yang sangat kompleks dan memilki cakupan kebudayaan yang luas. Daerah kebudayaan Jawa relatif luas, yaitu meliputi seluruh bagian tengah dan timur dari Pulau Jawa. Daerah-daerah yang meliputi kebudayaan Jawa yang sering disebut sebagai daerah kejawen meliputi daerah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang, dan Kediri. Daerah di luar itu dinamakan Pesisir dan Ujung Timur.
Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh rangka kebudayaan Jawa ini, memiliki pusat kebudayaan. Pusat kebudayaan merupakan kekayaan kebudayaan. Pusat Kebudayaan Jawa terletak di Yogyakarta dan Surakarta. Sudah barang tentu di antara sekian banyak daerah tempat kediaman masyarakat Jawa terdapat berbagai variasi dan perbedaan-perbedaan yang bersifat lokal dalam berbagai variasi dan perbedaan-perbedaan yang bersifat lokal dalam beberapa unsur-unsur kebudayaannya, seperti perbedaan mengenai istilah tehnis, dialek bahasa dan lainnya. Namun, perbedaan-perbedaan yang itu tidaklah besar karena apabila diteliti lebih lanjut menunjukkan satu pola ataupun satu sistem kebudayaan Jawa.
Salah satu unsur itu yang menarik adalah bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Bahasa inilah yang menjadi peranan penting dalam hubungan-hubungan sosial sehari-hari. Salah satu dari unsur atau sistem budaya Jawa adalah mengenai bahasa. Bahsa berasal dari pusat kebudayaan yang kemudian menyebar sampai ke daerah pinggiran. Sesampainya di daerah pinggiran bahsa mengalami suatu perubahan bunyi ujar atau arti yang terkandung dalam bahasa itu. Perubahan itu di karena oleh lokal geografi dimana bahasa dari pusat kebudayaan di adopsi oleh masyarakat pinggiran. Lokal geografidapat ditunjukkan melalui cara berbicara atau dialek yang diucapkan.
Local geografi kebudayaan Jawa yang berpusat di Yogyakarta-Surakarta menurut dialekknya ditunjukkan melalui skema dibawah.
JAWA
BANYUMAS
PASISIR
SURAKARTA
JAWA TIMUR
PURWOKERTO
KEBUMEN
PEMALANG
BANTEN UTARA
CIREBON
TEGAL
SEMARANG
REMBANG
SURAKARTA
YOGYAKARTA
SURABAYA
MADIUN
BANYUWANGI

Rabu, 06 April 2011

Cinta Kasih


·         Pengertian Cinta Kasih

Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang kepada seseorang atau kepada Tuhan. Sedangkan kata Kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang yang disertai menaruh belas kasihan. Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.

Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ichlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.

·         Pengertian Kasih Sayang

Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang tanpa mengharapkan suatu imbalan apapun. Rasa sayang itu lebih besar maknanya daripada rasa cinta. Karena rasa sayang bisa kita rasakan tanpa harus memiliki orang yang kitas sayang. Kasih sayang sangat berarti dalam kehidupan kita. Karena dengan merasakan kasih sayang kita dapat bahagia, jika orang yang kita sayang pun merasakan hal yang sama.
Karena setiap individu menyadari makna yang paling hakiki dari rasa kasih sayang dan cinta. Dengan kasih sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta.

·         Pengertian Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.

·         Pengertian Pemujaan

Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Namun pemujaan juga sering di salah gunakan oleh manusia untuk memuja yang selain Tuhan, misalnya Syetan, Jin, Hal-hal gaib atau pun memuja orang lain. Pemujaan seperti itu bukanlah pemujaan yang sebenarnya melainkan menyimpang dari arti yang seharusnya, karena pemujaan yang sebenarnya adalah pemujaan yang di dasarkan atas cinta manusia kepada Tuhannya bukan kepada makhluk lain. Salah satu bentuk pemujaan yang benar adalah Ibadah Sholat dan Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.

Sumber :         

http://www.scribd.com/doc/51906717/5/Pengertian-Cinta-Kasih

http://arikaka.com/bab-iii-manusia-dan-cinta-kasih/

http://masuk.blogrezzaprawiratama.co.cc/2010/04/cinta-kasih.html

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071120010704AATX68

Rabu, 09 Maret 2011

Menerapkan Gaya Hidup Sehat



Ketika sepeda motor masih belum populer dan jumlahnya tak sebanyak sekarang. Masyarakat masih banyak yang memiliki sepeda dan setiap bepergian kemana-mana seringkali menggunakan sepeda. Sayangnya, seiring dengan merebaknya jumlah sepeda motor maupun mobil, posisi sepeda seperti terpinggirkan.

Jadinya masyarakat lebih senang jika ke sebuah tempat tujuan lebih memilih kendaraan bermotor. Dampaknya jalanan menjadi macet. Polusi yang dihasilkan dari asap kendaraan juga menimbulkan bau tak sedap.

Di kota besar, tak jarang pengemudi akan tertekan dua kali. Pertama, stres karena kemacetan, dan yang kedua disebabkan bau asap kendaraan yang menyengat, yang terbukti membuat pusing kepala. Hal itu diperkuat temuan peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Spesialis Okupasi, dr Hendrawati Utomo, MS SpOK, yang menyatakan masalah itu disebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke kepala.

Meski sudah memakai masker untuk melindungi pernafasan. Namun tetap saja tak banyak membantu sebab asap karbonmonoksida tetap melenggang bebas ke dalam paru-paru.

Coba bayangkan seandainya jalanan bebas dari polusi dan kemacetan. Tentu selain sedap dipandang juga tak akan menimbulkan stres, serta bisa membuat hati menjadi tenang. Kondisi itu hanya bisa terjadi jika budaya bersepeda berkembang di masyarakat.

Ada banyak sekali manfaat yang bisa dipetik seseorang dengan bersepeda. Khususnya bagi kesehatan tubuh karena bersepeda menjadi salah satu olahraga yang menyenangkan. Tidak hanya itu, bersepeda juga dapat dijadikan sebagai sarana kampanye mengurangi polusi udara.

Contoh mudahnya adalah program car free day yang banyak diterapkan di besar, macam Jakarta dan Surabaya, yang sehari-harinya lalu lintasnya identik dengan kemacetan. Disitu, saat diterapkan program jalan bebas kendaraan bermotor masyarakat terlihat sangat gembira dengan memanfaatkan momen yang berlangsung tak lama itu untuk berolahraga. Baik jalan kaki, bersepeda, maupun sepak bola jalanan.

Jika ditanya pendapat mereka tentang hari bebas polusi. Jawaban yang muncul hampir seragam. Yakni, mendukung penuh sebab merupakan sarana untuk menyegarkan diri dari padatnya aktivitas kota yang membuat penat kehidupan sehari-hari. Itu menandakan bahwa jalanan bebas dari kendaraan bermotor maupun bebas polusi sangat membuat nyaman kehidupan masyarakat.

Kita bisa lihat kondisi negara-negara maju. Singapura, misalnya. Meski kehidupan modern senantiasa menjadi gaya hidup masyarakat setempat. Namun, sepeda masih menjadi kendaraan alternatif di luar transportasi massal. Bahkan, tak jarang ditemukan sekelompok orang dalam jarak cukup jauh jika pergi ke suatu tempat memilih berjalan kaki.

Jarak tak menjadi kendala bagi mereka untuk tidak menerapkan hidup sehat. Karena saya yakin dalam pikiran orang tersebut kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya. Karena itu, para bule lebih senang mengedepankan sikap preventif dengan menjaga kebugaran tubuh agar tak sampai terkena penyakit.

Melihat realita itu, masyarakat hendaknya tidak menjunjung tinggi gaya hidup praktis yang cenderung tidak sehat. Pasalnya gejala yang muncul saat ini adalah jika ingin ke tempat yang jaraknya cukup dekat, tak jarang seseorang lebih nyaman menggunakan kendaraan bermotor. Akhirnya masyarakat dimanjakan teknologi dan malas bergerak.

Yang lebih gilanya lagi. Banyak orang yang tak mau jalan kaki jika ingin menuju ke suatu tempat yang sebenarnya dekat dengan alasan gengsi. Ada pula yang mengaku karena capek dan menimbulkan keringat di tubuh. Sehingga badan menjadi bau. Belum lagi jika kepanasan yang membuat kulit jadi hitam.

Pandangan hidup seperti itu tentu sangat menggelikan. Jika berkaca pada bule yang hidup di Indonesia, kita bisa melihat perbedaan secara terang. Saya sering menemui bule yang terbiasa ke kampus dengan jalan kaki meski jarak tempat tinggalnya cukup jauh dengan kampus. Tak sedikit pula yang memilih bersepeda. Atau pelancong bule yang jalan kaki ketika mengunjungi satu tempat wisata menuju tempat lainnya, yang jaraknya tak bisa dikatakan dekat.

Jelas sudah alasan-alasan yang dikemukakan masyarakat Indonesia yang tak menganggap keberadaan sepeda itu sungguh tak bisa dinalar. Masyarakat terjebak pada pola hidup yang rapuh. Padahal dampak buruk itu juga menjalar pada kerugian yang harus ditanggung negara akibat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang terus melonjak.

Pemerintah takut menaikkan harga BBM bersubsidi. Tapi, di sisi lain mereka dipusingkan dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang cenderung dari tahun ke tahun tidak terkontrol. Karena itu, anggaran subsidi yang jumlahnya triliunan rupiah selalu jebol jika memasuki bulan ke sepuluh atau sebelas sebelum akhir tahun.

Kembali ke pokok permasalahan. Pola hidup manusia modern ternyata banyak jeleknya. Karena malas jalan kaki. Mereka lebih memilih olahraga di gym atau tempat fitnes. Hal itu jelas butuh uang. Memang kebanyakan orang kaya akan mengabaikan masalah itu sebab hal tersebut termasuk sebagai gaya hidup mereka.

Namun, jelas ada distorsi yang membuat untuk hidup sehat masyarakat sekarang harus banyak keluar biaya. Padahal cara hidup sehat itu sangat mudah. Jika kita gemar bersepeda atau jalan kaki setiap akan menuju ke suatu tempat, meski jaraknya dekat. Selain bermanfaat bagi dirinya sendiri. Tindakan tersebut juga berperan untuk mengurangi jumlah polusi alias turut serta berperan meningkatkan kualitas lingkungan.

Memang jika yang melakukan itu hanya satu orang akan kurang terasa manfaatnya. Namun, jika setiap orang punya pandangan sama dan dilakukan serempak. Sudah pasti yang namanya polusi bisa dikurangi secara signifikan.

Hal itu sudah cukup untuk menjadikan tubuh menjadi sehat dan bugar. Apalagi jika rutin dilakukan. Kita tak perlu lagi harus menyewa lapangan futsal maupun menjadi anggota tempat fitnes. Sehingga dengan melakukan itu menjadi upaya penghematan. Dan kita bisa melakukan kegiatan lain, yaitu beramal kepada kaum dhuafa yang kurang beruntung.

Karena saya yakin seseorang itu benar-benar sehat jika fisiknya tegap karena terbiasa bergerak. Serta ditunjang dengan ketentraman hati akibat suka berbagi kebahagiaan dengan orang akan membuat sehat dalam artian sebenarnya dapat dijalankan.

Hendaknya gaya hidup sehat segera diterapkan. Kita jangan termanjakan berbagai sarana teknologi yang membuat kualitas hidup seseorang jadi turun. Teknologi bisa dimanfaatkan secara bijak demi meningkatkan tingkat kesejahteraan di dunia.

Bisa disimpulkan bahwa penerapan gaya hidup sehat itu dimulai dari pikiran. Jika pola pikir sudah terbentuk maka dalam keseharian tinggal penerapan pada tindakan. Karena jika sudah menyadari dan paham akan pentinganya manfaat hidup sehat, setiap orang tanpa diminta pun akan mengikutinya.

Akhir kata. Slogan Mensana In Corpore Sano atau di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat bisa diraih dengan terlebih dulu menerapkan pola hidup sehat. Syaratnya dengan membiasakan tubuh bergerak setiap beraktivitas sebagai kunci mendapatkan pola hidup sehat. Bisa dengan bersepeda maupun jalan kaki sebagai bentuk kampanye dukungan menciptakan bumi yang sehat.

Sumber : Erik Purnama Putra