Rabu, 09 Maret 2011

Menerapkan Gaya Hidup Sehat



Ketika sepeda motor masih belum populer dan jumlahnya tak sebanyak sekarang. Masyarakat masih banyak yang memiliki sepeda dan setiap bepergian kemana-mana seringkali menggunakan sepeda. Sayangnya, seiring dengan merebaknya jumlah sepeda motor maupun mobil, posisi sepeda seperti terpinggirkan.

Jadinya masyarakat lebih senang jika ke sebuah tempat tujuan lebih memilih kendaraan bermotor. Dampaknya jalanan menjadi macet. Polusi yang dihasilkan dari asap kendaraan juga menimbulkan bau tak sedap.

Di kota besar, tak jarang pengemudi akan tertekan dua kali. Pertama, stres karena kemacetan, dan yang kedua disebabkan bau asap kendaraan yang menyengat, yang terbukti membuat pusing kepala. Hal itu diperkuat temuan peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Spesialis Okupasi, dr Hendrawati Utomo, MS SpOK, yang menyatakan masalah itu disebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke kepala.

Meski sudah memakai masker untuk melindungi pernafasan. Namun tetap saja tak banyak membantu sebab asap karbonmonoksida tetap melenggang bebas ke dalam paru-paru.

Coba bayangkan seandainya jalanan bebas dari polusi dan kemacetan. Tentu selain sedap dipandang juga tak akan menimbulkan stres, serta bisa membuat hati menjadi tenang. Kondisi itu hanya bisa terjadi jika budaya bersepeda berkembang di masyarakat.

Ada banyak sekali manfaat yang bisa dipetik seseorang dengan bersepeda. Khususnya bagi kesehatan tubuh karena bersepeda menjadi salah satu olahraga yang menyenangkan. Tidak hanya itu, bersepeda juga dapat dijadikan sebagai sarana kampanye mengurangi polusi udara.

Contoh mudahnya adalah program car free day yang banyak diterapkan di besar, macam Jakarta dan Surabaya, yang sehari-harinya lalu lintasnya identik dengan kemacetan. Disitu, saat diterapkan program jalan bebas kendaraan bermotor masyarakat terlihat sangat gembira dengan memanfaatkan momen yang berlangsung tak lama itu untuk berolahraga. Baik jalan kaki, bersepeda, maupun sepak bola jalanan.

Jika ditanya pendapat mereka tentang hari bebas polusi. Jawaban yang muncul hampir seragam. Yakni, mendukung penuh sebab merupakan sarana untuk menyegarkan diri dari padatnya aktivitas kota yang membuat penat kehidupan sehari-hari. Itu menandakan bahwa jalanan bebas dari kendaraan bermotor maupun bebas polusi sangat membuat nyaman kehidupan masyarakat.

Kita bisa lihat kondisi negara-negara maju. Singapura, misalnya. Meski kehidupan modern senantiasa menjadi gaya hidup masyarakat setempat. Namun, sepeda masih menjadi kendaraan alternatif di luar transportasi massal. Bahkan, tak jarang ditemukan sekelompok orang dalam jarak cukup jauh jika pergi ke suatu tempat memilih berjalan kaki.

Jarak tak menjadi kendala bagi mereka untuk tidak menerapkan hidup sehat. Karena saya yakin dalam pikiran orang tersebut kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya. Karena itu, para bule lebih senang mengedepankan sikap preventif dengan menjaga kebugaran tubuh agar tak sampai terkena penyakit.

Melihat realita itu, masyarakat hendaknya tidak menjunjung tinggi gaya hidup praktis yang cenderung tidak sehat. Pasalnya gejala yang muncul saat ini adalah jika ingin ke tempat yang jaraknya cukup dekat, tak jarang seseorang lebih nyaman menggunakan kendaraan bermotor. Akhirnya masyarakat dimanjakan teknologi dan malas bergerak.

Yang lebih gilanya lagi. Banyak orang yang tak mau jalan kaki jika ingin menuju ke suatu tempat yang sebenarnya dekat dengan alasan gengsi. Ada pula yang mengaku karena capek dan menimbulkan keringat di tubuh. Sehingga badan menjadi bau. Belum lagi jika kepanasan yang membuat kulit jadi hitam.

Pandangan hidup seperti itu tentu sangat menggelikan. Jika berkaca pada bule yang hidup di Indonesia, kita bisa melihat perbedaan secara terang. Saya sering menemui bule yang terbiasa ke kampus dengan jalan kaki meski jarak tempat tinggalnya cukup jauh dengan kampus. Tak sedikit pula yang memilih bersepeda. Atau pelancong bule yang jalan kaki ketika mengunjungi satu tempat wisata menuju tempat lainnya, yang jaraknya tak bisa dikatakan dekat.

Jelas sudah alasan-alasan yang dikemukakan masyarakat Indonesia yang tak menganggap keberadaan sepeda itu sungguh tak bisa dinalar. Masyarakat terjebak pada pola hidup yang rapuh. Padahal dampak buruk itu juga menjalar pada kerugian yang harus ditanggung negara akibat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang terus melonjak.

Pemerintah takut menaikkan harga BBM bersubsidi. Tapi, di sisi lain mereka dipusingkan dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang cenderung dari tahun ke tahun tidak terkontrol. Karena itu, anggaran subsidi yang jumlahnya triliunan rupiah selalu jebol jika memasuki bulan ke sepuluh atau sebelas sebelum akhir tahun.

Kembali ke pokok permasalahan. Pola hidup manusia modern ternyata banyak jeleknya. Karena malas jalan kaki. Mereka lebih memilih olahraga di gym atau tempat fitnes. Hal itu jelas butuh uang. Memang kebanyakan orang kaya akan mengabaikan masalah itu sebab hal tersebut termasuk sebagai gaya hidup mereka.

Namun, jelas ada distorsi yang membuat untuk hidup sehat masyarakat sekarang harus banyak keluar biaya. Padahal cara hidup sehat itu sangat mudah. Jika kita gemar bersepeda atau jalan kaki setiap akan menuju ke suatu tempat, meski jaraknya dekat. Selain bermanfaat bagi dirinya sendiri. Tindakan tersebut juga berperan untuk mengurangi jumlah polusi alias turut serta berperan meningkatkan kualitas lingkungan.

Memang jika yang melakukan itu hanya satu orang akan kurang terasa manfaatnya. Namun, jika setiap orang punya pandangan sama dan dilakukan serempak. Sudah pasti yang namanya polusi bisa dikurangi secara signifikan.

Hal itu sudah cukup untuk menjadikan tubuh menjadi sehat dan bugar. Apalagi jika rutin dilakukan. Kita tak perlu lagi harus menyewa lapangan futsal maupun menjadi anggota tempat fitnes. Sehingga dengan melakukan itu menjadi upaya penghematan. Dan kita bisa melakukan kegiatan lain, yaitu beramal kepada kaum dhuafa yang kurang beruntung.

Karena saya yakin seseorang itu benar-benar sehat jika fisiknya tegap karena terbiasa bergerak. Serta ditunjang dengan ketentraman hati akibat suka berbagi kebahagiaan dengan orang akan membuat sehat dalam artian sebenarnya dapat dijalankan.

Hendaknya gaya hidup sehat segera diterapkan. Kita jangan termanjakan berbagai sarana teknologi yang membuat kualitas hidup seseorang jadi turun. Teknologi bisa dimanfaatkan secara bijak demi meningkatkan tingkat kesejahteraan di dunia.

Bisa disimpulkan bahwa penerapan gaya hidup sehat itu dimulai dari pikiran. Jika pola pikir sudah terbentuk maka dalam keseharian tinggal penerapan pada tindakan. Karena jika sudah menyadari dan paham akan pentinganya manfaat hidup sehat, setiap orang tanpa diminta pun akan mengikutinya.

Akhir kata. Slogan Mensana In Corpore Sano atau di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat bisa diraih dengan terlebih dulu menerapkan pola hidup sehat. Syaratnya dengan membiasakan tubuh bergerak setiap beraktivitas sebagai kunci mendapatkan pola hidup sehat. Bisa dengan bersepeda maupun jalan kaki sebagai bentuk kampanye dukungan menciptakan bumi yang sehat.

Sumber : Erik Purnama Putra

Manusia


1.       Posisi Manusia diantara Makhluk lain
Manusia mendiami bumi, menjadi pemimpin di muka bumi ini. Namun, bukan hanya manusiayang hidup di bumi ini melainkan ada makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan, tak lupa juga dengan benda mati yang ada. Mungkin manusia yang lebih dominan, namun sesungguhnya kehidupan manusia sangat bergantung kepada makhluk hidup dan benda mati. Seandainya saja hanya manusia spesies satu satunya yang mendiami bumi mungkin hanya dalam beberapa jam saja spesies manusia kan punah. Sayangnya, sekarang ini secara tidak langsung dan perlahan lahan manusia mulai melupakan statusnya sebagai sesama makhluk Tuhan dan bahkan semua ini dapat menghancurkan manusia sendiri.
Apa yang dapat disaksikan oleh mata di atas bumi ini dapat dibedakan atas empat macam yang menggambarkan suatu tingkatan, yaitu benda mati, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia. Yang pertama merupakan anorganisme, sedangkan tiga yang terakhir merupakan organisme.
  Benda mati yang merupakan  anorganisme mempunyai cirri-ciri tetap dan statis ( tetap dalam arti tidak bertambah dan tidak berkembang biak) statis dalam arti tidak bergerak atau tidak berpindah tempat, kecuali ada kekuatan dari luar yang menyebabkannya.
  Tumbuh-tumbuhan merupakan organism dan mempunyai tingkat yang lebih tinggi daripada benda mati. Karena sudah dikategorikan sebagai organisme., berarti tumbuh-tumbuhan merupakan makhluk hidup. Tumbuh-tumbuhan dapat berkembang dari tingkatan kecil ke besar dan memiliki cirri-ciri kehidupan antara lain mampu mengadakan metabolisme, yaitu pengambilan dan penggunaan makanan, mampu mengadakan pernapasan atau respirasi, mampu mengadakan reaksi terhadap rangsangan dengan tujuan untuk mempertahankan diri, mampu mengadakan pertumbuhan melalui daur kehidupan, dan mampu berkembang biak atau reproduksi. Tetapi, tumbuh-tumbuhan tidak mampu berpindah dari satu ke tempat yang lainnya, kecuali dengan bantuan tenaga dari luar karena akar-akarnya terikat pada tempat tumbuhan itu hidup.
Binatang merupakan organisme yang mempunyai tingkat lebih tinggi daripada tumbuh-tumbuhan. Cirri-ciri kehidupannya di samping seperti yang  dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan, juga memiliki kelebihan lain, yaitu dapat bergerak menurut kehendaknya sehingga dapat berpindah-pindah.           
Manusia secara biologis juga termasuk binatang, khususnya binatang menyusui. Tetapi, karena manusia semakin sadar akan kelebihannya daripada binatang dan supaya lebih terasa sifat manusiawinya, maka dalam ilmu pengetahuan sosialnya, manusia dipisahkan dari binatang. Menurut kelasnya, manusia memang merupakan salah satu dari mamalia (binatang menyusui), tetapi menurut sukunya, manusia merupakan salah satu dari primat yang berarti yang pertama. Menurut subsukunya, manusia termasuk Anthropoid (anthropos berarti manusia), kemudian menurut infrasukunya, manusia termasuk Hominuid  yang berada dalam satu kelompok bersama kera-kera besar. Dalam keluarga, manusia termasuk Hominidae, manusia sudah merupakan kelompok sendiri. Dalam hal ini, manusia adalah purba yang primitive pada awalnya. Menurut jenisnya, manusia merupakan Homo Sapiens yang berarti makhluk cerdas atau bijaksana. Di tingkat Hominidaedan lebih-lebih sebagai Homo sapiens , manusia sudah mampu menciptakan kebudayaan.
 Perbedaan tingkatan benda mati, tumbuhan, binatang, dan manusia juga menimbulkan perbedaan tingkat tingkatan tingkah laku. Tingkatan tingkah laku anorganis tunduk pada hokum alam dengan cirri-ciri yang sudah pasti (determinasi) sehingga dapat mudah untuk diteliti dan dipastikan.
 Dari uraian-uraian di atas, nyata bahwa manusia dibandingkan dengan benda mati atau pun juga makhluk hidup yang lain selalu menempati posisi yang teratas. Karena itu, sebutan manusia sebagai makhluk tertinggi dan paling beradab tidak lain karena kemampuan-kemampuannya yang lebih daripada primat yang lainnya. Manusia menjadi pencipta ke dua (sesudah Tuhan) dan menjadi penguasa dunia. Bahkan, mungkin pada masa yang akan dating manusia akan menjadi penakluk planet lain.

2.    Aspek-Aspek Manusia
 Secara mudah dapat dikatakan bahwa manusia terdiri atas dua aspek, yaitu: tubuh dan jiwa. Tubuh yang tidak disertai jiwa bukanlah tubuh manusia, tetapi mayat. Sebaliknya, jiwa tanpa tubuh (yang tampak) dikatakan sebagai setan atau jin. Sehingga, yang dapat disebut sebagai manusia haruslah mempunyai aspek tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
 Melihat peran dan fungsi dari ke dua aspek yang saling terkait, maka tidaklah mudah menentukan aspek manakah yang lebih penting, tubuh atau jiwa. Karena tidak adanya kesatuan bahasa dan pandangan, maka timbulah tiga aliran, yaitu:
a)      Aliran Materialistis
b)      Aliran Spiritualisme
c)      Aliran Dualisme


3.   Daya Manusia
            Manusia pada masa di bawah umur lima tahun (balita) kondisinya sangat lemah bila dibandingkan dengan makhluk hidup yang lainnya. Tetapi, setelah melalui proses pematangan, terutama pendidikan, manusia menjadi raja dunia karena memiliki sejumlah kemampuan, seperti akal, perasaan, kemauan fantasi, dan perilaku yang khas sehingga manusia ditempatkan di tingkat teratas. Namun. Apa dan bagaimana sesungguhnya daya yang dimiliki manusia itu sehingga dapat menjadi raja dunia yang memerintah makhluk hidup yang lainnya.
a)      Akal dan Inteligensi
Inteligensi merupakan kemampuan manusia yang bersifat potensial. Oleh karena itu, pemikiran yang aktif meupakan kekuatan yang bersifat fungsional. Akhirnya, berfikir merupakan suatu perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup sebagai manusia.
b)      Perasaan dan Emosi
Perasaan dan emosi merupakan dua bagian integral dari keseluruhan aspek psikis seseorang. Persamaan merupakan warna atau suasana psikis khusus serta berhubungan dengan adanya kesan setelah kegiatan berlangsung.
Pada umumnya, perasaan dibedakan atas dua tingkatan, yaitu: rendah dan luhur. Perasaan rendah sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang sifatnya fisik atau biologis yang dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu: perasaan naluri, penginderaan, tanggapan, dan vital.
c)      Kemauan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh pertimbangan akal budi.
Dalam hal ini, manusia memerlukan pendidikan kemauan yang diarahkan pada tujuan hidup yang positif.
d)      Fantasi
Fantasi adalah suatu daya jiwa untuk menciptakan suatu yang baru. Dengan fantasi, manusia dapat membuat sesuatu yang baru yang merupakan suatu kreasi. Di dalam fantasi ini, terpadu unsure pemikiran dan perasaan yang ada pada manusia yang memungkinkan manusia untuk menciptakan kreasi yang baru yang dapat dinikmati.
e)      Perilaku
Keempat daya yang dimiliki manusia di atas, yaitu akal, perasaan dan emosi, kemauan, dan fantasi merupakan hal-hal yang menentukan perilaku seseorang. Dan secara psikologis, perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya ditentukan oleh dua factor utama, yaitu: pembawaan dan lingkungan.

4.   Tipologi Manusia
Tipologi adalah pengetahuan yang mencoba menggolong-golongkan manusia atas dasar kepribadian.
Tipologi berdasarkan temperamen, yaitu atas dasar cairan-cairan yang terdapat dalam tubuh. Dan Claudiusmenyebutkan adanya empat tipe manusia, yaitu sanguinikus, melankholikus, kholerikus, dan flegmatikus.
Berdasarkan skema dalam kubus Heymans membagi manusia atas delapan tipe, yaitu:
·         Sifat  Amorf
·         Sifat Apatis
·         Sifat Nerveus
·         Sifat Sentimental
·         Sifat Sanguinis
·         Sifat Flegmatis
·         Sifat Kholeris
·         Sifat Gerapassioneerd

             Drs. Supartono Widyosiswoyo