Arsitektur di Indonesia pada umumnya dipandang sebagai karya
seni. Fungsi seni tidak jarang di bawah ilmu dan teknologi. Tidak heran bila
sering kali menjadi budak ekonomi. Akibatnya, karya seni harus dibayar mahal.
Gaji seorang arsitek bisa melebihi gaji seorang rektor perguruan tinggi.
Idealnya, seni adalah produk budaya yang melengkapi
sumbangan ilmu dan teknologi. Ekonomi justru melayani ketiga bidang budaya itu.
Maka kita perlu menghormati kedudukan seni sebagai ekspresi kehidupan bangsa.
Kita perlu menempatkan seni sejajar dengan penemuan ilmu, filsafat, dan teknik.
Buku ini tidak mengupas posisi seni dalam kehidupan
masyarakat, melainkan mengungkapkan kajian penulisnya tentang pemikiran
posmodernisme yang berkaitan dengan konsep dan desain arsitektur. Mengingat
buku ini merupakan hasil penelitian yang sudah dipertahankan dalam ujian
Program S-2 UGM, maka penulisannya sangat komprehesif. Lebih dari itu, muatan
isinya tidak sekadar memindahkan isi buku-buku lain ke dalam buku ini,
melainkan menceritakan kerangka konseptual posdernisme arsitektur sebagai
perbandingan sebagai teori arsitektur secara mendalam. Wajar bila buku ini
sangat bermanfaat buat orang-orang yang menggandrungi arsitektur.
Ikhwanuddin. 2005. Menggali Pemikiran Posmodernisme Dalam Arsitektur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press